SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya kembali mempertimbangkan bergabungnya dua kampus milik pemerintah daerah setelah sebelumnya Akademi Keperawatan (Akper) Gresik dan Akper Lamongan bergabung.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya, Rabu (18/10) mengatakan kedua kampus yang dipertimbangkan bisa bergabung dengan Unair adalah Akper Pamekasan dan Akademi Kebidanan (Akbid) Bojonegoro.
Nasih akan selektif menerima merger kampus milik pemda antara lain akreditasi yang minimal B, jumlah dosen yang memadahi dan jarak.
“Misalnya Gresik dan Lamongan itu jaraknya kurang dari 80 kilo meter, jadi masih termasuk dalam domisili. Kalau terlalu jauh kita juga susah melakukan kontrol dan pengawasannya,” kata Nasih.
Terkait merger yang sudah dilakukan dengan Akper Gresik dan Lamongan, Nasih mengungkapkan mahasiswa di kampus tersebut tahun depan akan lulus dengan mengantongi ijazah dari Unair. Khususnya mereka yang masuk pada tahun akademik 2015 ke atas.
“Kita harap untuk mahasiswa tahun 2015 ke bawah untuk diselesaikan semua tahun ini. Maksimal harus lulus semua tahun ini,” ujarnya.
Karena akan mengantongi ijazah Unair, Nasih memastikan mahasiswa semua akan berada dalam kendali Unair. Termasuk sertifikasi dosen yang akan diusulkan Unair maupun penjaminan mutu lulusanya.
“Kita tetapkan harus toefl minimal 450. Ini yang kemarin agak berat,” tutur Nasih.
Sementara terkait status dosen yang juga termasuk dalam merger, Nasih yakin tidak akan mengalami kendala. Sebab, mereka umumnya telah berstatus PNS pemda. Sehingga tinggal dilakukan mutasi dari pemda ke Kemenristek-Dikti.
“Untuk kampus milik Pemprov Jatim sendiri sampai sekarang belum mengusulkan merger. Katanya itu akan ribet karena nanti harus ada pengalihan aset dan sebagainya,” tutur Nasih.
Sebelumnya sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) di Jatim melakukan merger dengan kampus milik pemda. Selain Unair, PTN yang merger adalah Universitas Jember (Unej) dengan Akademi Keperawatan (Akper) Lumajang. (Ant/SU02)