Sabtu, Februari 8, 2025
No menu items!
Google search engine
No menu items!
BerandaPendidikanSambil Tunggu Perpres, Kemendikbud Siapkan Penerapan Program Sekolah Lima Hari

Sambil Tunggu Perpres, Kemendikbud Siapkan Penerapan Program Sekolah Lima Hari

SURABAYA – Sambil menunggu turunnya Peraturan Presiden pengganti Peraturan Menteri (Permen) Nomor 23 tahun 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mempersiapkan penerapan program sekolah lima hari.

“Kami terus mempersiapkannya sambil menunggu turunnya Peraturan Presiden yang akan mengganti Permen dan mudah-mudahan akan secepatnya,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy usai acara Penyegaran Instruktur Nasional Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur di Surabaya, Ahad (9/7).

Muhadjir menjelaskan, persiapan yang dilakukan pihaknya adalah mulai dari penataran, sosialisasi juga termasuk kelompok kerja yang dikirimkan di tiap daerah untuk membantu pelaksanaan aturan ini.

“Program lima hari sekolah dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kondisi kesiapan dan kemampuan masing-masing daerah,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Sampai saat ini, kata dia, baru 11 kabupaten/kota yang menerapkan program itu dikarenakan harus menyesuaikan sarana prasarana yang dimiliki tiap daerah.

“Di Jatim baru Kota Malang dan Kota Blitar yang komitmen dengan sekolah lima hari ini. Kalau Surabaya saya belum berdialog dengan wali kotanya,” ungkapnya.

Muhadjir mengungkapkan penguatan karakter juga diatur dalam permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Sementara untuk penerapannya akan sangat bervariasi di tiap daerah dan sekolah.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jatim Bambang Agus Susetyo menambahkan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi Perpres Nomor 19 tahun 2017 tentang guru dan Permen Nomor 23 tahun 2017.

“Kami harus menyampaikan terkait kejelasan dua aturan tersebut. Bukannya pendidikan agama ditiadakan atau dilaksanakan ‘full day school’, bukan seperti itu,” ucapnya.

Dia mengatakan, sosialisasi akan dilakukan di Pacitan pekan depan yakni di sela launching pembukaan bimbingan teknis (bimtek) guru sastra.

“Dengan sosialisasi ini guru bisa memaknai delapan jam mengajar tersebut. Jadi pengajaran bukan hanya di kelas, tetapi juga pendidikan karakter di luar kelas atau bisa kolaborasi dengan Madrasah Diniyah,” tutur Bambang. (IwanY)

SourceAntara
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments