SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Dewan Pendidikan Kota Surabaya (DPS) mengaku prihatin dan geram dengan adanya kasus kekerasan seksual yang dilakukan pendidik terhadap anak di salah satu sekolah swasta di Surabaya.
Ketua DPS, Martadi mengatakan sebagai warga Surabaya tentu sangat prihatin dan menyesalkan kejadian tersebut apalagi ditengah Pemkot sedang gencar mengkampanyekan Anti Kekerasan Kepada Anak.
“Kami prihatin adanya kasus itu, padahal sebulan lalu Pemkot melakukan kampanye Anti Kekerasan Kepada Anak di sembilan titik di seluruh wilayah Surabaya, terkait hal ini kita kecolongan,” ungkap Martadi saat dikonfirmasi SERUJI, Jumat (23/2).
Sebagai stakholders pendidikaan, lanjut Martadi, DPS terus berupaya melakukan koordinasi untuk mendalami lebih lanjut penyebab kasus itu.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait, Yayasan, Kepala Sekolah, DP5A dan Dinas Pendidikan, sehingga bisa mencari solusi secara komprehensif agar kedepan kejadian serupa tidak terulang kembali,” terangnya.
Sementara itu, DPS sendiri sudah memberikan rekomendasi kepada pihak terkait, berupa solusi jangka pendek dan jangka panjang.
Rekomendasi untuk solusi jangka pendek sebagai berikut;
- Memastikan jumlah angka korban dan seberapa parah kasus kekerasan seksualnya yang sedang dalam proses penyidikan di Polda Jatim (info terakhir yang didapat DPS ada 21 anak, bukan 65 anak seperti banyak diberitakan),
- Perlu melibatkan tim psikolog APSI untuk melakukan pendampingan pemulihan korban secara komprehensif,
- Perlu memberi sanksi tegas kepada pelaku dengan pemberhentian sebagai pendidik,
- Klarifikasi dengan sekolah, kenapa kurang responsif sehingga kasus ini terjadi dan memberi sanksi tegas ke Sekolah sesuai peraturan yang ada,
- Perlu pelibatan orangtua agar lebih peka untuk ikut mendeteksi jika ada perubahan perilaku anak, sehingga bisa dilakukan pencegahan sejak dini.
Sedangkan Rekomendasi untuk solusi jangka panjang;
- Perlu dimasifkan kembali gerakan kampanye Anti Kekerasan Pada Anak secara berkelanjutan,
- Perlu ada rambu-rambu sistem seleksi rekrutmen guru negeri, GTT, dan swasta dengan melakukan psikotes yang melibatkan lembaga yang kompeten,
- Perlu optimalisasi peran pengawas/penilik dalam melakukan pengawasan dan deteksi dini potensi kekerasan pada anak di sekolah yang menjadi tanggungjawabnya,
- Perlu didorong kembali peran aktif komite sekolah/forum kelas/orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap program sekolah dan aktif ikut mendampingi belajar anak,
- Menguatkan kembali Sekolah Ramah Anak untuk memastikan budaya sekolah yang kondusif, aman-nyaman bagi tumbuh kembang anak.
(Devan/Hrn)