NATUNA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengingatkan sekolah untuk tidak lagi menambah atau mengangkat tenaga guru honorer baru. Hal itu dikarenakan saat ini pemerintah sedang ingin menyelesaikan permasalahan terhadap guru honorer yang sudah ada.
“Mualai tahun ini, tidak boleh lagi ada pengangkatan guru honorer baru, sudah distop oleh pemerintah,” kata Muhadjir pada acara Peluncuran Digitalisasi Sekolah di Gedung Sri Srindit Ranai Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (18/09).
Dijelaskan Mendikbud, apabila pihak sekolah tetap mengangkat guru honorer baru dengan alasan menggantikan guru yang pensiun, maka permasalahan terhadap guru honorer yang saat ini hampir mencapai 800.000 guru tidak akan dapat tertuntaskan.
Sebagai bentuk keseriusan pemerintah yang ingin mengatasi permasalahan gaji untuk guru honorer, Muhadjir meminta kepada para guru PNS yang sudah memasuki masa pensiun untuk tetap mengabdi kepada sekolah antara satu sampi dua tahun ke depan sambil menunggu pengangkatan baru guru PNS yang akan menggantikan. Kepada guru yang masih mengabdi tersebut masih akan digaji dengan menggunakan dana BOS.
“Pemerintah saat ini mempunyai tugas yang berat. Saya selaku Mendikbud saat ini sedang meletakkan dasar-dasarnya” ujarnya.
Mendikbud berharap dalam jangka waktu empat tahun kedepan, permasalahan guru honorer tersebut dapat dituntaskan.
Ia juga mengatakan kedepan harus ada pengangkatan guru PNS tiap tahunnya. Hal itu mengingat bahwa tiap tahunnya minimal akan ada 50.000 guru PNS yang pensiun, selain itu juga pengangkatan guru karena ada penambahan sekolah baru.
Mendikbud mengungkapkan di tahun 2019 ini akan ada 52.000 guru yang akan pensiun, dan untuk tahun 2022 akan ada 72.000 guru pensiun.
“Jadi untuk tahun ini harus mengangkat minimal 52.000 guru pengganti guru pensiun dan 120.000 guru pengganti guru honorer,” tukasnya.