Kamis, November 14, 2024
  • Peristiwa
  • TV Literasi

Kerjasama dengan Room to Read, Tanoto Foundation Hibahkan 17.880 Buku Bacaan

Baca Juga

JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Penyediaan buku-buku bacaan berkualitas di sekolah menjadi faktor penting untuk mendorong minat dan kemampuan membaca siswa. Apalagi saat ini masih belum banyak tersedia buku-buku bacaan berkualitas untuk anak-anak kelas awal yang baru belajar membaca.

Dari pendataan awal 2018 (baseline) yang dilakukan di 28 persen sampel sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR Tanoto Foundation, hanya 9 persen sekolah yang memiliki inisiatif untuk menyediakan buku-buku bacaan nonbuku paket.

Hal itulah yang mendorong Tanoto Foundation menggandeng Room to Read untuk memberikan hibah buku-buku bacaan yang ramah anak.

Untuk tahap pertama, Tanoto Foundation dan Room to Read sudah menghibahkan 17.880 buku bacaan ini untuk 298 SD dan MI mitra yang tersebar di lima provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jambi, Riau, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.

Teacher Training Intitute Specialist Tanoto Foundation Jawa Tengah, Dyah Karyati usai menyerahkan hibah buku ke SDN 1 Kleco Surakarta mitra PINTAR Tanoto Foundation kerjasama dengan Universitas Sebelas Maret Surakarta mengatakan, bahwa keterampilan membaca merupakan kunci untuk sukses di era industri 4.0. Kemudahan akses informasi menuntut seseorang untuk mampu mengeolahnya dengan baik.

“Bila siswa sudah sejak dini didekatkan dengan bacaan yang baik maka dia menjadi menyenangi buku lalu kemudian terbiasa berinteraksi dengan buku. Maka seacra tidak langsung kita sudah mempersiapkan mereka untuk menghadapi era industry 4.0,” ungkapnya.

Buku-buku bacaan ini disebut ramah anak karena mulai teks, ilustrasi gambar, dan isi pesannya disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak.

“Buku-buku ini dibuat berjenjang yang disesuaikan dengan kemampuan membaca anak, bukan berdasarkan jenjang kelas atau usia anak,” kata Saifullah Program Manager Provisi Education yang menjadi mitra operasional Room to Read Indonesia di Jakarta, Selasa (22/1).

Sampai Januari 2019, sudah ada 55 judul buku yang dikembangkan oleh Room to Read bersama para penulis dan illustrator lokal. Pada bulan Maret 2019 akan disusul sebanyak 20 judul cerita anak terbaru. Isi cerita yang dikembangkan bervariasi dan banyak mengambil dari kisah rakyat berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Seperti kisah Persahabatan Putri Pandan Berduri cerita lokal dari Kepulauan Riau atau I Belog yang mengambil karakter anak dari Bali dan cerita Gatot Kaca.

“Buku-buku yang dikembangkan Room to Read di Indonesia berfokus pada penjenjangan level rendah. Teks ceritanya mulai dari beberapa kalimat pendek sampai beberapa kalimat yang bervariasi dengan ilustrasi yang sangat baik yang membuat anak tertarik untuk membaca buku,” kata Saiful lagi.

Lebih dari 4.100 orang dilatih untuk pengembangan budaya baca

Stuart Weston, Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation mengatakan, hibah buku ini juga untuk memantik pengelola sekolah menciptakan ragam kegiatan untuk mendorong minat membaca siswa. Program budaya baca dapat berhasil bila ada buku yang meningkatkan minat membaca siswa.

“Lebih dari 4.100 kepala sekolah, guru, pengawas, dan komite sekolah sudah kami latih untuk berinisiatif mengembangkan ragam program budaya baca. Mereka juga difasilitasi untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami isi buku,” tukasnya.

Yang juga penting, lanjut Stuart, para pengelola sekolah perlu bekerja sama memikirkan penyediaan buku-buku bacaan secara berkelanjutan. Buku-buku tersebut juga harus mudah diakses oleh siswa sehingga dapat membangkitkan ketertarikan mereka untuk membaca.

Pada tahun 2019 ini, Tanoto Foundation menargetkan lebih dari 160 ribu buku bacaan yang ramah anak akan dihibahkan ke 440 sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR.

Penyediaan buku bacaan anak yang ramah anak, menurut Angie Anggari, pendiri Sekolah Tara Salvia, menjadi kunci keberhasilan sekolah dalam menumbuhkan minat membaca anak. Kalau di sekolah tidak ada buku-buku bacaan yang bisa menarik minat membaca maka dapat dipastikan sekolah akan gagal membuat mereka senang membaca.

“Kebiasaan membaca akan berkembang menjadi budaya membaca jika didukung oleh berbagai faktor, seperti ketersediaan buku bacaan, kondisi siswa, lingkungan belajar, dan juga dukungan orang tua,” tukasnya. (Hrn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopuler

Sleepover dan Membangun Karakter

Di luar itu semua, ada juga yang kombinasi dari beberapa alasan di atas. Apa pun alasannya, kegiatan sleepover ternyata bermanfaat untuk membangun kohesi sosial, keterikatan serta pembangunan karakter, saling memahami, dan membangun sifat toleransi

Menag Kunjungi Rumah Penerima Bidik Misi IAIN Purwokerto

Kepada Emilia, gadis yang sudah ditinggal ibundanya sejak 40 hari kelahirannya, Menag berpesan agar program bidik misi ini terus diterima hingga kuliahnya selesai empat tahun atau delapan semester, maka prestasinya harus terjaga dan tidak boleh turun.

Kemendikbud Dorong Produser untuk Kembangkan Film yang Mendidik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para produser yang filmnya berhasil mendapatkan lebih dari 1 juta penonton.

Kemenag Undang Siswa Madrasah Aliyah Ikuti Lomba Karya Ilmiah

Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidkan Madrasah (Ditpenmad) kembali menggelar Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Event tahun ini merupakan gelaran kali kelima.

Indonesia dan Belanda Kerjasama Revitalisasi Pendidikan Kejuruan

JAKARTA -  Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Pemerintah Belanda melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains menandatangani tiga naskah kerja sama di...

Berita Terkait

close