JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Di tengah kecaman keras terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dunia pendidikan Indonesia dikejutkan dengan beredarnya buku pelajaran sekolah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang menuliskan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
“Bagi siswa apalagi SD, semua informasi yang ada di buku pelajaran itu adalah kebenaran mutlak, makanya tidak boleh sama sekali ada informasi yang salah apalagi menyesatkan. Mencantumkan Ibu Kota Israel adalah Yerusalem adalah kesalahan yang sangat fatal,” ujar Ketua Komite III DPD yang membidangi soal pendidikan Fahira Idris, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (13/2).
“Kami minta Kemdikbud mengecek buku-buku IPS terbitan lain dan menarik segera jika ditemui kesalahan yang sama. Kami juga minta Kemdikbud menyelidiki kesalahan ini dan beri sanksi kepada pihak-pihak yang terlibat,” imbuhnya menegaskan.
Fahira mengungkapkan keheranannya karena kesalahan informasi sefatal ini bisa terjadi dan lolos dari amatan penulis dan penyunting bahkan mendapat izin dari otoritas lain di bidang pendidikan. Kejadian ini menujukkan selama puluhan tahun, dunia pendidikan kita belum mempunyai sistem yang ketat dalam menyeleksi semua buku pelajaran sebelum sampai ke tangan siswa.
Ditemukannya informasi yang menyesatkan dalam buku pelajaran siswa bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya masyarakat juga dikejutkan dengan buku ajar SD bermuatan pornografi dan buku ajar kelas X dan XI Sekolah Menengah Atas (SMA) mengandung materi radikal yang sangat berbahaya karena menanamkan rasa kebencian.
“Ini warning bagi Kemdikbud bahwa hingga saat ini ada masalah serius dalam mekanisme seleksi buku ajar sebelum sampai ke tangan siswa. Buku-buku seperti ini tidak akan beredar kalau ada mekanisme seleksi yang ketat,” kata Senator Jakarta ini.
Bagi anak-anak, lanjut dia, semua materi dalam buku ajar yang mereka terima dari sekolah adalah sebuah kebenaran. Oleh karenanya dia berharap harus ada solusi konkret ke depan.
“Kesalahan informasi seperti ini harus jadi yang terakhir,” tegasnya. (SU02)
Suarakan kebenaran tanpa pandang bulu,sukses selalu seruji